CINTA

Indahnya Cinta

Mengawali posting ini, marilah sejenak kita nyanyikan lagu Jagalah Hati. Masih hafal, kan? Namun, ganti dulu liriknya (versi gue), ‘Jagalah istri, jangan kau poligami. Jagalah istri, jangan kau kawin lagi.’ Lazimnya usai mendengar tembang barusan, ada yang tersenyum, ada pula yang manyun. Yah, boleh-boleh aja.

Selama ini jamak diketahui, kekuatan cinta itu teramat dahsyat. Dengan cinta, orang rela berbagi bahkan berkorban apa aja. Akan tetapi dengan cinta pula, orang dapat membenci, bahkan membunuh. Cinta juga dapat mengelabui. Coba saja telisik kisah cinta Romeo dan Juliet. Hampir seluruh penduduk bumi menobatkannya sebagai kisah cinta yang sejati. Orang hampir-hampir tidak percaya bahwa cerita itu sebenarnya nggak pernah terjadi! Itu hanya fiksi, buah pena dari sastrawan Inggris William Shakespeare. Namun hal tersebut sekaligus mengisyaratkan betapa universalnya cinta itu sendiri.

Selain itu, banyak pula kisah cinta yang melegenda. Taj Mahal di India adalah salah satunya. Seluruh bangunan yang terletak di kota Agra itu terbuat dari marmer berkualitas tinggi. Bahkan bagian-bagian dari dindingnya bertatahkan berlian. Wah! Bangunan ini merupakan bukti cinta dari seorang Kaisar Moghul bernama Shah Jehan kepada istrinya Mumtaz. Si kaisar ingin mempersembahkan monumen cinta yang abadi kepada sang istri, yang kebetulan lebih dulu meninggalkannya. Tampak jelas disini betapa kokoh cintanya kepada sang istri.

Adolf Hitler adalah nama yang sudah nggak asing lagi dalam sejarah dunia. Pemimpin gerakan Nazi Jerman itu terkenal kejam dan sadis. Di tangannya, ribuan orang mati mengenaskan. Dia juga menyimpan ambisi untuk menaklukkan Eropa, bahkan dunia. Namun siapa yang menyangka kalau ternyata ia nggak sanggup menerima fakta bahwa wanita yang dicintainya meninggal. Dua menit sesudah kematian istrinya yang bunuh diri, Hitler pun mnyusul dengan cara yang sama. Mayat mereka dikremasikan bersama, sesuai dengan pesan Hitler. Luar biasa! Lagi-lagi, cinta menunjukkan kesaktiannya.

Sayako, satu-satunya putri kaisar Jepang, pernah memutuskan untuk menikah dengan seorang rakyat jelata pada akhir tahun 2005. Putri dengan nama panggilan nggak resmi Nori itu diancam untuk meninggalkan keluarga kekaisaran dan menanggalkan gelar putri kaisar, karena ia memilih seseorang yang bukan dari kalangan bangsawan menjadi pendamping hidupnya. Demi cinta, Nori sempat mempertaruhkan berbagai keistimewaan serta kemewahan. Benar-benar gila!

Nggak salah apabila penulis Jalaludin Rumi pernah mengungkapkan bahwa cinta itu nggak ubahnya seperti misteri. Lanjutnya, cinta adalah samudra yang nggak terukur kedalamannya. Cinta nggak dapat digali melalui buku-buku ilmu pengetahuan. Cinta juga tak dapat tercakup dalam pembicaraan atau pendengaran manusia. Wow! Dan bagi kebanyakan orang, seheboh-hebohnya masalah kebersamaan dan kesetaraan, masalah cinta jauh lebih heboh!

Oeh sebab itu, disini gue nggak akan mendefinisikan cinta, karena gue khawatir itu akan mereduksi kedalamannya. Kali ini gue hanya akan mencermati unsur-unsur yang selalu terkandung dalam senyawa cinta. Murid kesayangan sesepuh psikologi Sigmund Freud menyebutkan empat unsur mutlak, yaitu hormat (respect), perhatian (care), tanggung jawab (responsibility), dan pengetahuan (knowledge). Unsur-unsur yang sama juga ditemukan pada Team in Love.

Ketika elo sudah mencintai bisnis elo, maka elo nggak akan kepikiran lagi untuk menyia-nyiakan, apalagi meninggalkan bisnis tersebut. Iya kan? Alih-alih menelantarkan, malah elo akan bersikap penuh hormat (respect), penuh perhatian (care), dan penuh tanggung jawab (responsibility) atas bisnis elo. Teringin pula mengetahui lebih banyak lagi (knowledge). Betul begitu?

0 komentar



Recommended Money Makers

  • Chitika eMiniMalls
  • WidgetBucks
  • Text Link Ads
  • AuctionAds
  • Amazon Associates