RYANAIR

Ryanair berusaha making money dari pemasangan iklan di sekujur pesawat (tak lama lagi, iklan di meja lipat penumpang) dan penawaran aneka barang oleh pramugari. Bahkan situs resminya tidak luput dari penawaran produk. Selanjutnya Ryanair juga coba menjalin kerja sama dan making money sebisa-bisanya dari pihak hotel, mobil sewaan, paket ski, dan asuransi perjalanan. Betul-betul cara making money yang buruk!

Hanya itu? Nggak, nggak. Tanpa malu secuil pun, pimpinan Ryanair sempat berceloteh, “ Kami ahlinya publisitas murahan.” Dan ia membuktikannya. Umpamanya, demi promosi penerbangan ke Roma, ia rela mengenakan kostum Paus. Pernah pula ia mengendarai tank ke kantor pesaing. Ternyata, pelayanan yang buruk, cara making money yang buruk, serta promosi yang buruk malah mendongkrak laba Ryanair hampir 40% pada periode tertentu. Yap, terlalu buruk itu bisa berarti baik.

Ladies and gentleman, cukuplah sudah paparan mengenai ‘terlalu buruk itu bisa berarti baik’. Melalui paparan tersebut, sebenarnya gue hanya ingin menegaskan bahwa didalam pertarungan bisnis yang serba carut-marut, hiruk-pikuk, dan hingar-bingar dewasa ini, kadang kala elo membutuhkan pendekatan-pendekatan yang lateral, tidak lagi linear. Controversial, tidak lagi konvensional. Gebrakan, bukan sekadar gerakan. Kendati semua pendekatan-pendekatan tersebut dicap buruk-bahkan terlarang-oleh kebanyakan orang.

Surat kabar Kompas aja yang konon serba linear, pernah juga sesekali bertindak lateral, layaknya lompatan kuda catur yang tak terduga dan tak terhalang oleh apapun. (Bukan kebetulan kata letter L selaras dengan kata lateral.) Adalah Ndang Sutisna-Pengarah Kreatif Eksekutif di AdWork Euro-yang mengusulkan agar Kompas edisi 28 Juni 2005 memuat tulisan mencolok, “ Simpan Kompas hari ini besok tidak akan terbit lagi.” Dipasang pula foto hitam-putih tiga tokoh perubahan yang telah meninggal dunia, layaknya Chairil Anwar, Harry Roesli, dan Soe Hok Gie.

Tak pelak lagi, itulah sinyal yang ditembakkan oleh Kompas tentang perubahan visualnya untuk terbitan seterusnya, bertepatan dengan 40 tahun Kompas. Hasilnya, hingga kini Kompas tetap menahkodai pasar dengan tiras 530.000 hingga 600.000 eksemplar, dengan 2,25 juta pembaca-termasuk kalangan muda. Sementara itu, billing iklannya setahun mencapai 900 miliar lebih. Wuih, muantep!

Oleh karena itulah, terkadang kehadiran orang yang lateral-walaupun mula-mula gagasan dan tindakannya dianggap buruk-menjadi suatu keniscayaan. Ada yang menyebutnya dengan orang gila, orang luar biasa, orang kanan, pokoknya macam-macamlah. Intinya sih sama saja. Hei, mendengar predikat-predikat barusan, elo jangan langsung shock, ya. (Sekadar menghibur elo, bukankah setengah gila itu sama dengan setengah waras? Berarti, orang gila itu sama dengan orang waras. Paling tidak, sama-sama makan nasi. Bukan makan kemenyan. Iya, tho? Hahaha!)

Nah, mulai detik ini, sudah siapkah elo menjadi orang lateral? Kalau tidak, buat apa elo masih membaca posting ini? Di paragraf-paragraf berikutnya, elo akan mengetahui secara utuh dan menyeluruh bagaimana rasanya menjadi orang gila, orang luar biasa, dan orang kanan. Pada akhirnya, elo juga akan memahami jurus pertama-sekaligus jurus paling sakti-di blog ini  :)

0 komentar



Recommended Money Makers

  • Chitika eMiniMalls
  • WidgetBucks
  • Text Link Ads
  • AuctionAds
  • Amazon Associates